Rumah Sederhana


Pembangunan rumah sederhana atau rumah mungil sepertinya tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi global yang tengah melanda dunia. Proyek-proyek rumah sederhana ditahun 2010 dapat terus berjalan karena subsidi pemerintah untuk perumahan rakyat di tahun 2009 saja mencapai Rp 2,5 triliun sehingga program pengadaan rumah sederhana tidak ada masalah.

Kebutuhan rumah sederhana di Indonesia mencapai 800 ribu unit per tahun, Di Sulawesi Selatan saja kebutuhan rumah sederhana setiap tahun mencapai 8.000 unit, kondisi serupa juga terjadi disejumlah daerah yang terus mempercepat pengadaan rumah sederhana dengan harga murah.

Kenaikan harga rumah sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah akan ditekan pemerintah dengan memberikan tambahan fasilitas kepada para pengembang rumah sederhana, misalnya dengan menghapus PPn jasa konstruksi, dengan demikian harga rumah sederhana tidak perlu dinaikkan.

Harga tiap unit rumah sederhana saat ini masih sebesar Rp 55 juta per unit. Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk sebagai penguasa 99 % pangsa pasar pembiayaan rumah sederhan juga tetap berkomitmen memperkuat jejaring layanan kredit pemilikan rumah sederhana bagi masyarakat Indonesia.

Rumah sederhana memberikan kontribusi yang sangat besar dalam penyaluran kredit dan peningkatan omset BTN, sehingga porsi layanan KPR rumah sederhana tidak akan dikurangi. Melalui direktur utamanya BTN menyatakan tetap akan menjadi pemain utama di perumahan, termasuk rumah sederhana.

Kredit baru untuk rumah sederhana yang disalurkan BTN mencapai 25,3 % dari total dana pihak ketiga yang terkumpul. Untuk memperkuat bisnis perumahan khususnya rumah sederhana, BTN memilih menjadi initial public offering (IPO). Sejak 1976, BTN telah menyediakan pembiayaan perumahan bagi tiga juta orang di Indonesia dan akan tetap melayani sebanyak mungkin pembiayaan rumah sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar